Pagar rumah tidak harus terdiri dari deretan besi atau kayu.
Tumpukan lubang angin atau rooster bisa membuat tampilan depan rumah
makin unik.
Apa, sih, rooster? Biasanya kita
melihat rooster di rumah-rumah tropis zaman dulu. Letaknya di atas pintu
atau jendela. Fungsinya sebagai lubang angin. Bentuknya macam-macam,
kotak, persegi, segi enam, dan sebagainya. Nah, seiring berjalannya
waktu, fungsi rooster pun berkembang. Sekarang si lubang angin bisa juga
mempercantik wajah rumah, sebagai pengganti pagar.
Tumpukan
rooster pengganti pagar di foto ini ada di rumah milik Bambang Adi
Prasetyo, di bilangan Bintaro, Tangerang. Dinding rooster ini dibuat
menyiku ke samping. Dinding depan berukuran panjang 6,5m dengan tinggi
1,5m, sedangkan dinding samping berukuran panjang 2,2m.
Dinding
ini menggunakan rooster berukuran 20cm x 20cm. Rooster punya bobot yang
relatif berat, 4,5 kg. Meski demikian, tak perlu cemas. Rooster tetap
bisa ditumpuk dengan aman. Supaya menarik buat dengan susunan
selang-seling. Untuk merekatkan antara satu rooster dengan yang lain,
cukup gunakan semen.
Konstruksinya tidak menggunakan tiang
atau balok. Dinding ini hanya bertumpu pada sloof yang mengikat fondasi
di dalam tanah. Sloof-lah yang bertanggung jawab untuk menerima dan
menyalurkan beban rooster ke fondasi.
“Rooster hanya
sebagai material pengisi dinding yang tidak menerima beban berat. Maka
itu, konstruksinya tak perlu rumit. Selain perekat semen, penguatnya
cukup tambahkan pelat besi,” kata tim arsitek Sub Studio yang merancang
dinding rooster itu.
Pelat besi setebal 4mm disekrup pada
bagian atas rooster. Fungsinya membuat rooster bertambah kaku. Jadi,
kalau terdorong angin atau tersenggol badan orang, dinding rooster ini
tak akan ambruk.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda, salam